Tuesday, August 29, 2006

Wah..baru inget masih punya blog!
Dah lama bgt ga di up-date. Ga berkembang jadinya.
Kayanya lagi ngerasa ketinggalan terus dari seluruh manusia yang ada di dunia ini. Makin bete aja ngeliat fakta2 ketertinggalan Indonesia dari seluruh negara di dunia. Belom lagi tentang ketertinggalan dunia Islam dari peradaban kontemporer sekarang. Ko rasanya menciut bgt. jadi down..
Belom lagi ketertinggalan aku sendiri. GILA!!! Aku lagi di level mana?!
Kapan Indonesia mo bangkit klo kaya gini caranya...
SORI, LAGI PESIMIS.

Wednesday, May 03, 2006


Pas kmaren pulang, prasaan ada sesuatu yg beda. Ternyata entah dari mana, tiba2 aja banyak bermunculan perlengkapan bayi n' persiapan kelahiran. Baju2 super mini, kaos kaki, sarung tinju ^^, de el el. Aneh juga, kayanya semua orang exited sama moment ini.
My sister will be bring 'something' to this world!
Katanya si cowok, foto2 usgnya yg masih ga bisa aku baca itu dah dipamerin berjuta-juta kali. Semua orang dah bikin rencana yg berkaitan dengan dia yg katanya Insya Allah bakal lahir akhir juni ato awal juli ini.
Betenya, aku kyanya dah mulai ketularan exited nunggu kelahirannya.
Tapi lumayan juga, ada yg bisa dicubitin.. ><

Monday, April 24, 2006



Jika samudera itu masih terbentang sampai ujung dunia
Maka aku pun akan terus melaju bersamanya
Perjalanan ini tak akan pernah berakhir;
Pertempuran abadi yang entah di mana ujungnya...

Masa Depan

Kukira aku hanya ingin berhenti di tempat ini, tanpa pergeseran waktu, tanpa perputaran matahari. Ya, aku tahu betul, sejak dulu aku memang tak pernah mau tumbuh dewasa, TAK AKAN PERNAH. Tapi bagaimana jika aku tak bisa memilih? Aku tak bisa selamanya hidup dalam khayalan. Aku tak bisa selamanya berjalan-jalan santai mengamati fantasi liarku bergerak tak terkendali seperti buih air terjun niagara.

Hidup ini keras. Aku baru tahu maknanya. Ia tak akan membiarkanmu hidup dengan gratis. Tidak, tentu saja tidak. Ia akan meminta bayaran, dengan kejam. Mungkin dengan darah yang menetes dari nadiku yang berdenyut-denyut.

Semakin lama, ide tentang masa depan yang dengan pasti akan menghampiriku ini semakin membuatku gusar dan gerah. Aku tak yakin aku bisa bertahan hidup. Hanya dengan berbekal khayalan konyol di dalam ranselku atau angan-angan lain yang secara tak sengaja menempel di bawah sol sepatu karetku.

Aku tak bisa diam saja saja melihat diriku sendiri mulai menghancurkan setiap selnya satu persatu. Aku tak boleh diam saja.

Ide hebat! Lalu bagaimana? Aku membayangkan masa depanku di sebuah kota futuristik dengan segala sistem otomasinya yang canggih. Naik skteboard jet, berpakaian hitam-hitam, dan menembaki penjahat yang berusaha kabur.

Tapi kupikir aku harus men-set ulang otakku –LAGI. Dan rasanya bukan hal seperti itu yang seharusnya kuinginkan saat aku tua nanti –kalau aku masih hidup.

OKE, tapi aku sudah menangkap ide dasar fantasiku yang semakin lama semakin tak terkontrol ini.

PAHLAWAN.

Setelah semua kejadian yang kualami, aku mulai berhenti berpikir muluk-muluk. Aku sepertinya lebih memilih untuk menjadi pahlawan bagi diriku sendiri, yang menyelamatkanku dari..neraka misalnya.

Mungkin aku bisa mewujudkan cita-citaku yang lain; Menghilangkan Semua Jenis Penderitaan di Dunia Ini. Penderitaan Saudara-saudaraku. Dan nantinya kami semua akan masuk surga bersama-sama.

Kau tahu? Otakku benar-benar berkabut saat memikirkan masa depan. Tapi aku masih yakin, kalau bisa, aku akan tetap diam di tempat ini. Tidak bertambah tua, dan tidak meningalkan masa kanak-kanakku yang dipenuhi khayalan menyenangkan. Walau semua makhluk di seluruh alam semesta ini menyeret kakiku untuk terus berjalan. Tapi, yah, seperti yang kau tahu...aku tak bisa berkata tidak pada kehendakNYA.

Tuesday, April 18, 2006


Masa Lalu

Berlibur ke pulau yang jauh, pulau yang pernah kukunjungi.

Dulu.

Setelah mengikuti arus yang sangat cepat, aku berubah. Banyak sekali. Tanpa kusadari, seberapa banyak aku berubah. Tapi ketika kukembali ke tempat yang sama, ke pulau di suatu tempat di masa laluku, rasanya seperti membeku selama beberapa saat, membiarkan arus yang sama lewat begitu saja. Tanpa ikut bergerak.

Dan masuk ke mesin waktu ke suatu masa yang stagnan.

Dimensi dengan gerak lambat dan penuh perulangan.

Rasanya seperti beristirahat dari sebuah pergerakan global dan terjatuh ke saat santai. Saat penuh tawa dan kekosongan.

Tapi masa libur itu telah usai.

Masa itu hanyalah sebuah ilusi dari masa yang telah lama lewat.

Sudah saatnya kuleburkan kebekuan ini dalam arus yang sama yang telah membawaku dan arah perjalananku dalam dimensi perjuangan.

Karena masa rehat itu sangatlah singkat.

Dan perjalananku pun dimulai lagi.

Tinggal kutunggu,

Di suatu masa...

PS: Missing u all, guys! Kapan-kapan, kita kejar surga itu bareng-bareng...

Ketika sebuah prinsip dilanggar…

Ketika sebuah identitas telah terlupakan…

Jika engkau amati, kebanyakan manusia rela dengan dunia dan berpaling dari ayat-ayat Allah. Dan sangat sedikit yang sanggup berbeda dengan mereka. Karena ia akan menjadi terasing di antara mereka. (Ibnu Qoyyim).

Muslim adalah identitas kami. Muslim dari pagi hingga pagi kembali…hingga ajal menjemput…

Ketika sebuah prinsip dilanggar…

Ketika sebuah identitas telah terlupakan…

Kapan lagikah kami bisa memperbarui iman untuk menentukan sasaran dan tujuan langkah kami?

Jika kesempatan itu telah kami lewatkan, maka kemenangan yang gilang-gemilang itu pun seperti angan-angan orang bodoh yang baru bangun setelah matahari naik terlalu tinggi…

“Dapat kugambarkan profil Mujahid sejati dalam diri seseorang yang siap mengambil bekal dan memenuhi perlengkapannya. Seluruh dirinya –seluruh sudut hati dan jiwanya— didominasi pemikiran seputar perjuangan. Ia dalam pemikiran yang selalu, perhatian yang besar dan kesiapan yang senantiasa.” [Imam AlBanna]

Apakah kami telah menyiapkan segala perbekalan?

Apakah ruh kami senantiasa bergolak dalam gelegak perjuangan?

Apakah raga kami telah siap untuk mengibarkan panji-panji kebanggaan?

APAKAH JIHAD MASIH MENJADI CITA-CITA TERTINGGI KAMI?

Jika ya, mungkin seharusnya aku masih bisa berteriak YA atau TIDAK dengan lantang tentang semua ini…saat ini…

Ketika sebuah prinsip dilanggar…

Ketika sebuah identitas telah terlupakan…

Perjuangan adalah sungai bahagia yang menganak panjang

Hulunya adalah janji dan jaminan Allah

Hilirnya dalah kemenangan dan peneguhan…

Thursday, April 13, 2006


Aneh juga, aku nemuin ayat yang sedikit ‘lucu’ di Al-Qur’an. Sepertinya, dari arti maupun tafsirnya, sebenernya ini adalah ayat yang sangat serius bahkan termasuk ayat-ayat peringatan. Tapi ga tau knapa aku ngliatnya jadi ngebayangin kalo Allah itu humoris juga…

“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan menjulang sampai setinggi gunung.” (Al-Israa : 37)

Aku jadi ngebayangin cerita anak-anak cina yang nyeritain seorang anak yang ngegali tanah sampe bisa tembus ke amerika, padahal ga mungkin bgt nembus perut bumi yang panas itu ya?

Tapi bener juga, dengan segala argument bahwa kita ga berhak buat sombong, ayat ini make gaya hiperbolis yang menurut aku efeknya jadi sdikit kocak.

Kita kadang jadi riya & sombong gara-gara ngelakuin ato ngrasain sesuatu yg sbenernya kecil bgt. Trus di ayat ini digambarin secara fisik klo wajar aja kita sombong kalo dah bisa nembus bumi ato tinggi kita dah segunung, padahal sampe kapan pun itu ga mungkin…

Aku jadi tersadar, sekali lagi, kita emang lemah kok…

Orang tertinggi di dunia aja paling cuma nyampe 2.5 meter, itu pun kalo kena longsor, letusan gunung brapi, tenggelem di laut, ato dikejar-kejar harimau di afrika tetep aja ga bisa apa-apa...

Allahu’alam.

Wednesday, April 12, 2006

About me..

Jadi dapet ide!

Well, sebenernya selama ini aku kesulitan nemuin orang yang punya pemikiran sama.

Emang ga pernah nyari sih...

Tapi, tentang ‘pemikiran’ yang aku singgung sebelumnya…

Bukan masalah idealisme atau ideologi –melainkan cara berpikir, way of thinking, cara memandang dan menghadapi masalah dan cara mencari solusinya.

Tentang ‘pemikiran’ yang aku singgung sebelumnya…

Aku baru menemukan dua orang yang punya pemikiran sangat sama alias identik dengan pemikiranku. Dan dua-duanya has passed away alias telah berpulang karena dua-duanya hidup di awal abad dua puluh ini (-_- ;)

Yang pertama Antoinne de-Saint-Exupery yang ngarang buku Le Petit Prince.

Pada suatu sore waktu semester dua dulu seperti biasa aku sering window shopping ke gramed nyari judul buku-buku baru (fiksi). Trus di tumpukan buku-buku baru yang dipajang, aku baca-baca resensinya. Well, aku kaget banget waktu baca Le Petit Prince ato The Little Prince-nya Exupery. Seratus persen aku yakin itu adalah cerita yang bikin aku mimpi buruk setiap malam waktu kelas dua SD. Film yang pernah aku tonton n’ bikin tidur aku ga nyenyak karena ngebikin aku takut mati. Akhirnya aku baca juga cerita aslinya…

Ternyata lebih mengerikan daripada filmnya.

Tapi aku bisa lebih banyak nangkep esensinya daripada dulu.

Walo akhir ceritanya ga happy-ending (seperti yang sudah aku tahu, di filmnya digambarin kalo pangerannya dimakan ular piton raksasa), tapi aku bahagia, ternyata aku ga sendirian.

Ada orang lain yang ga ngerti dengan dunia orang dewasa. Mr. Exupery adalah pilot AU Prancis, tapi dia ga suka dengan kerumitan dunia orang dewasa yang penuh intrik dan ketidakjujuran. Dia ngegambarin orang dewasa di bukunya sebagai penghuni planet2 asing yang mengerikan…

Yang kedua Sir James Matthew Barry. Aku baru tahu ada orang ini waktu nonton film Finding Neverland yang diperanin Johny Depp. Dia yang bikin cerita Peter Pan yang terkenal itu. Dia temennya Sir Arthur Conan Doyle yang nyiptain tokoh Holmes. Semua yang tahu cerita Peter Pan, pasti tahu kalo Peter Pan adalah anak yang ga bisa jadi tua. Di film itu diceritain proses gimana Sir James bisa ngarang Peter. Ternyata Neverland –pulau tempat tinggal Peter Pan dan kawan-kawannya, adalah tempat khayalan di otak Sir James saat lagi ga di dunia nyata. Lumayan kaget, aku juga punya tempat yang mirip kaya gitu, The Island of My Dream. Padahal sebelumnya aku ga begitu tertarik sama cerita Peter Pan.

Aku jadi tertarik buat baca script aslinya Peter Pan (bukan yang udah jadi buku bergambar anak-anak, karena ternyata Peter Pan pada awalnya adalah drama yang diperuntukkan untuk para orang tua –bangsawan London). Ternyata cerita Peter Pan itu akhirnya ga bahagia juga. Malah menimbulkan kesan ga enak. Setelah Wendy balik ke bumi dan tumbuh jadi orang dewasa, Peter suka dateng beberapa tahun sekali dan ga bertambah tua sedikit pun. Sampe akhirnya Peter maen sama anaknya Wendy, bahkan sama cucunya…dan Peter blom nambah tua.

Sekali lagi, aku nemuin orang yang ga pengen ninggalin kepribadian kanak-kanaknya…

Aku pikir, kenapa semua penghuni bumi ini ga bisa sepolos anak kecil. Ga bisa sejujur mereka. Ga bisa sebahagia mereka. Ga bisa sebersih mereka…

Mereka ga pernah berpikir macem-macem. Otak mereka diisi warna-warna cerah yang ga kebayang sama orang dewasa.

Kalo semua orang punya sedikit kepribadian kanak-kanak dalam dirinya, mungkin ga bakal ada perang di dunia ini. Ga bakal ada penjahat di dunia ini…mungkin…